Mengelola Perasaan Cinta
Mengelola perasaan cinta bias dilakukan sesungguhnya bukan oleh kita, akan tetapi dengan taufiq dan pertolongan Allah SWT. Sebab ia merupakan kondisi yang terjadi di dalam hati, hanya saja seringkali terekspresikan lewat lisan, sikap dan perbuatan. Padahal hati ada dalam genggaman kekusaan Allah SWT. Wa’lamuu annalloha yahuulu bainal mar’i wa qolbihi (dan ketahuilah sesungguhnya Allah menghijab anta seseorang dengan hatiya). Maka kedekatan diri kepada Allah SWT menjadi kunci penguasaan atas hati dan perasaan yang ada pada kita. Memohon taufiq dan pertolongan-Nya dengan proses mujahadah dan taqorrub ilallohu ta’aalaa (29:69). Selain itu, ada langkah-langkah yang bisa kita lakukan agar cinta terasa manis dan membahagiakan sekaligus memuliakan derajat kita di sisi-Nya.
Pertama, bersihkan hati dengan keimanan dan amal keshalihan. Dua hal ini akan meluruskan orientasi kehidupan kita. Kesadaran hidup akan tumbuh dalam diri kita akan kesejatian misi kehidupan yang lurus dan memuliakan derajat kemanusiaan kita. (49:13)
Kedua, fahami tingkatan dan tahapan cinta yang bersemi dan obyek-obyek kecintaan. Ustadz Dr. Abdullah Nasih ‘Ulwan mengungkapkan tingkatan cinta mendasarkan pada Qur`an surat At-Taubah ayat 24 : “Katakanlah : ‘ Jika bapak-bapak, anak-anak, kaum kerabat, harta kekayaan yang kamu kumpulkan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, rumah-rumah yang kamu tempati…jika semua itu lebih kamu cintai ketimbang Allah, rasul-Nya dan berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusannya. Dan Allah tidak akan memberi petunjuk (hidayah) kepada orang yang fasiq.”
Ketiga, fikirkan secara mendalam akibat dari setiap perbuatan yang hendak dilakukan. Islam membimbing kita agar melakukan sesuatu berdasarkan ilmu(17:36), tidak sekedar memperturutkan keinginan sesaat yang seringkali menjerumuskan kita kepada kehinaan. Dorongan hawa nafsu yang harus kita kontrol dengan analisa matang akal kita dengan memperhatikan betul rambu-rambu yang telah dengan gamblang dijelaskan dalam Al-Qur1an dan As-sunnah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar