Jumat, 01 Juni 2012
MEMADU KASIH
di hari
VALENTINE
Hari Valentine (dalam inggris: Valentine’s Day), pada 14 februari adalah sebuah hari dimana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya di Dunia Barat. Pada masa kini, hari raya ini berkembang bukan hanya para orang yang memadu kasih, tetapi pada sahabat dan teman dekat. Namun mayoritas yang merayakannya adalah orang yang sedang jatuh cinta. Ini pun dianut saat ini dan semakin luas di kalangan muda-mudi di negeri ini. Ketika pada hari tersebut ada yang member cokelat kepadda kekasihnya atau kado special lainnya.
Selaku umat Islam, tentu saja kita mesti menilik ulang perayaan tersebut. Ada beberapa tinjauan dalam perayaan tersebut yang bias di kritisi. Di antaranya adalah tentang memadu kasih lewat pacaran dan hukum merayakan Valentine serta memberikan hadiah ketika itu.
Allahumma yassir wa a’in.
Meninjau Fenomena Memadu Kasih Lewat Pacaran
Pertama: Pacaran adalah jalan menuju zina
Yang namanya pacaran adalah jalan menuju zina dan itu nyata. Awalnya mungkin hanya melakukan pembicaraan melalui telepon, sms atau chating. Namun, lambat laun akan janjian kencan. Lalu lama kelamaan pun bias terjerumus dalam hubungan yang melampaui batas layaknya suami istri. Begitu abnyak anak-anak yang duduk di bangku sekolah yang mengalami sebagaimana berbagai info yang pernah kita dengar di berbagai media. Maka benarlah, Allah Ta’ala mewanti-wanti agar kita jangan mendekati zina. Mendekati dengan berbagai jalan saja tidak diperbolehkan, apalagi jika sampai berzina.
Semoga kita bisa merenungkan ayat yang mulia,
"Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.
Selanjutnya, kami akan tunjukkan beberapa jalan menuju Zina yang tidak mungkin lepas dari aktivitas pacaran."
kedua: Pacaran melanggar perintah Allah untuk menundukkan pandangan
padahal Allah Ta’ala perintahkan dalam firman-Nya,
"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".
Dari jahrir bin Abdillah, beliau mengatakan, “Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang Cuma selintas (tidak sengaja). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepadaku agar aku segera memalingkan pandanganku.”
Ketiga: Pacaran seringnya berdua-duaan (berkholwat)
Rasulullah saw bersabda, “janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang yang ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya.” Berdua-duaan (kholwat) yang terlarang di sini tidak mesti dengan berdua-duaan di kesepian di suatu tempat, namun bias pula bentuknya lewat pesan singkat (sms), lewat kata-kata mesra via chating dan lainnya. Seperti ini termasuk semi kholwat yang juga terlarang karena bias pula sebagai jalan menuju sesuatu yang terlarang (yaitu ZINA).
Keempat: Dalam pacaran, tangan pun ikut berzina
Zina tangan adalah dengan menyentuh lawan jenis yang bukan mahrom sehingga ini menunjukkan keharamannya. Rasulullah saw bersabda, “Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bias tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga adalah dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina kedua tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah denga menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.”
Inilah beberapa pelanggaran ketika dua pasangan memadu kasih lewat pacaran. Adakah bentuk pacaran yang selamat dari hal-hal di atas? Lantas dari sini, bagaimanakah mungkin pacaran dikatakan halal? Jika kita berani mengatakan ada pacaran Islami, maka seharusnya kita berani pula mengatakan zina Islami, judi Islami, arak Islami, dan seterusnya.
Menikah, Solusi Terbaik untuk Memadu Kasih
Solusi terbaik bagi yang ingin memadu kasih adalah dengan menikah. Nabi saw pernah bersabda, “Kami tidak pernah mengetahui solusi untuk dua orang yang saling mencintai semisal pernikahan.”
Inilah solusi terbaik untuk orang yang akan memadu kasih. Bukan lewat jalan yang haram dan salah. Ingatlah, bahwa kerinduan akan si dia yang diidam-idamkan adalah penyakit. Obatnya tentusaja bukanlah ditambah dengan penyakit lagi. Obatnya dalah dengan menikah jika mampu. Ibnul Qayyim rahimullah mengatakan, “Sesungguhnya obat bagi orang yang saling mencintai adalah dengan menyatukan dua insan tersebut dalam jenjang pernikahan.”
Obat Bagi Yang Dimabuk Cinta
Berikut adalah beberapa obat bagi yang dimabuk cinta namun belumsanggup untuk menikah.
Pertama: Berusaha ikhlas dalam beribadah
Cinta kepada Allah dan nikmat dalah beribadah tentu akan mengalahkan cinta-cinta lainnya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimullah mengatakan, “Sungguh, jika hati telah merasakan manisnya beribadah kepada Allah dan ikhlas kepada-Nya, niscaya ia tidak akan menjumpai hal-hal yang lebih manis, lebih indah, dan lebih baik daripada Allah. Manusai tidak akan meninggalkan sesuatu yang dicintainya. Atau karena sesuatu yang ditakutinya. Cinta yang buruk akan bias dihilangkandengan cinta yang baik. Atau takut terhadap sesuatu yang membahayakan.”
Kedua: Banyak memohon kepada Allah
Ketika seseorang berada dalam kesempitan dan dia bersungguh-sungguh dalam berdoa, merasakan kebutuhannya pada Allah, niscaya Allah akan mengabulkan do’anya. Termasuk diantaranya apabila seseorang memohon pada Allah agar dilepaskan dari penyakit rindu dan kasmaran yang terasa mengoyak-oyak hatinya. Penyakit yang menyebabkan dirinya gundah gulana, sedih dan sengsara. Alla Ta’ala befirman (yang artinya), “Dan Rabbmu berfirman: “Berdo’alah kepada-Ku niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Al-Mu’min:60)
Ketiga: Rajin memenej pandangan
Pandangan yang berulang-ulang adalah pemantik terbesar yang menyalakan api hingga terbakarlah api dengan kerinduan. Orang yang memandang dengan sepintas saja jarang yang mendapatkan rasa kasmaran. Namun pandangan yang berulang-ulanglah yang merupakan biang kehancuran. Oleh karena itu, kita diperintahkan untuk menundukkan pandangan agar hati ini tetap terjaga. Mujahid mengatakan, “Menundukkan pandangan dari berbagai hal yang diharamkan oleh Allah akan menumbuhkan rasa cinta pada Allah.”
Keempat: Lebih giat menyibukkan diri
Dalam situasi kosong kegiatan biasanya seseorang lebih mudah untuk berangan memikirkan orang yang ia cintai. Dalam keadaan sibuk luar biasa berbagai pikiran itu mudah untuk lenyap begitu saja. Ibnul Qayyim pernah menyebutkan nasehat seorang sufi yang ditujukan pada imam Asy Syafi’i. ia berkata, “Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil).”
Kelima: Menjauhi musik dan film percintaan
Nyanyian dan film-film percintaan memiliki andil besar untuk mengobarkan kerinduan pada orang yang dicintai. Apalagi jika nyanyian tersebut dikemas dengan mengharu biru, mendayu-dayu tentu akan menggetarkan hati orang yang sedang ditimpa kerinduan. Akibatnya kerinduan tersebut akan semakin memuncak, berbagai angan-angan menyimpang pun terbetik dalam hati dan pikiran. Bila demikian, sudah layak jika nyanyian dan tontonan yang seperti ini dan secara umum ditinggalkan demi kemaslahatan dan kejernihan hati. Ibn Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Nyanyian dapat menumbuhkan kemunafikan dalam hati sebagaimana air dapat menumbuhkan sayuran.” Fudhail bin ‘Iyadh mengatakan, “Nyanyianadalah mantra-mantra zina.” Adh Dhohak mengatakan, “Nyanyian itu akan merusak hati dan akan mendatangkan murka Allah.”
KASIH SAYANG di HARI VALENTINE
Saling memberi kado, saling memberi coklat dan hadiah, fenomena semacam inilah yang akan kita saksikan pada hari Valentine (14 Februari) dan hari ini pun disebut dengan hari kasih saying. Jika ini didasari pada memadu kasih dengan pacaran, sudah kami jabarkan kekeliruannya di atas. Jika ini kasih saying secara umum, maka di antara kerusakan yang dilakukan adalah tasyabuh atau mengikuti budaya orang barat (orang kafir).
Mungkin sebagian kaum muslimin tidak mengetahui bahwa sebenarnya perayaan ini berasal dari budaya barat untuk mengenang pendeta (santo) Valentinus. Paus Gelasius I menetapkan tanggal 14 Februari sebagai hari peringatan santo Valentinus. Dan kenapa tanggal 14 Februari bisa dihubungkan dengan Santo Valentinus??? Ada yang menceritakan bahwa sore hari sebelum ia akan gugur sebagai martir (mati karena memperjuangkan cinta), ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikan kepada sipir penjaranya yang tertulis “Dari Valentinusmu”. Pada kebanyakan versi menyatakan bahwa 114 februari dihubungkan dengan kegugurannya sebagai martir.
Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam secara tegas telah melarang kita meniru-niru orang kafir (tasyabbuh). Beliau bersabda, “Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka” Menyerupai orang kafir ini terjadi dalam hal perayaan, penampilan dan kebiasaan yang menjadi cirri khas mereka. Tasyabbuh di sini diharamkan karena dalil Al Quran, As Sunnah dan kesepakatan para ulama’ (ijma’).
Diposting oleh
Unknown
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar